Suka Resep Ini? Share Yuk!
Jika Bunda pencinta makanan Jepang atau ingin berwisata ke Jepang, mulai sekarang Bunda harus lebih berhati-hati karena ada beberapa bahan makanan yang dicurigai haram.
Agar aman, mudahnya kita memilih yang sudah berlabel halal dari pemerintah Jepang sendiri. Tapi kalau tidak bisa menemukannya waspadai 16 bahan ini
Gelatin (ジェラティン)
Zeri atau gelatin adalah bahan makanan yang harus kita waspadai kehalalannya pada masakan Jepang. Gelatin itu sendiri berasal dari tulang hewan, biasanya hewan yang digunakan adalah babi. Gelatin dapat ditemui pada puding, kue, dan cake.
Alkohol (アルコール)
Alkohol memang sudah jelas haram untuk dikonsumsi, tetapi masih sering saja kita temui pada makanan Jepang. Beberapa makanan Jepang yang masih menggunakan alkohol antara lain yaitu shoyuu, cuka, dan minuman.
Brendi (ブランデー(ブランディ))
Brendi dalam makanan Jepang sudah jelas haram, jadi sebaiknya hindari makanan Jepang yang mengandung brendi. Biasanya brendi dapat ditemui pada biskuit dan kue.
Ekstrak Ayam (鶏肉エキス)
Hati-hati bila menemui bahan ini pada masakan Jepang, karena proses penyembelihan hewan tersebut umumnya tidak sesuai dengan syariah islam. Wajar saja bila ekstrak ayam pun dikhawatirkan haram untuk dikonsumsi orang muslim. Ekstrak ayam bisa kita temui pada biscuit , minuman, dan snack.
Ekstrak Beef (牛肉(ビーフ)エキス)
Tidak berbeda dengan ekstrak ayam, ekstrak beef atau ekstrak sapi ini bisa menjadi haram bila kita mengkonsumsinya. Itu dikarenakan pada proses penyembelihannya dan pemilihan sapi yangtidak sesuai syariat. Pada umumnya ekstrak beef dapat ditemui pada ekstrak keripik kentang dan snack.
Ekstrak Daging (肉エキス)
Ekstrak daging juga patut dihindari pada masakan Jepang. Haramnya ekstrak daging itu dikarenakan daging yang digunakan umumnya adalah babi. Ekstrak daging biasanya dapat kita temukan pada meat ekstrak mie.
Emulisifier (乳化剤)
Emulisifier adalah zat yang digunakan untuk penambahan bahan pada pembuatan roti, kue, keju, dan lainnya pada masakan Jepang. Kehalalan emulisifier pun harus kita waspadai karena biasanya emulisifier yang digunakan untuk makanan Jepang berbahan dasar lemak babi atau hewan halal yang tidak disembelih sesuai syar'i. Selain roti, kue, dan keju, emulisifier juga dapat ditemui pada snack dan susu olahan.
Kaldu (コンソメ)
Kaldu adalah sari dari tulang, daging atau sayuran yang direbus. Pada masakan Jepang kaldu dikatakan haram karena umumnya menggunakan tulang atau daging yang berasal dari hewan babi. Kaldu biasanya digunakan untuk pembuatan berbagai macam snack dan pada sup-sup di Jepang.
Lemak (hewan) (動物油脂)
Lemak pada masakan Jepang pun haram, itu karena lemak hewan yang digunakan umumnya adalah lemak babi. Biasanya dapat kita jumpai pada makanan seperti ice cream, coklat, susu, roti, dan kue.
Rum (ラム)
Rum (rhum) atau western wine adalah minuman beralkohol hasil fermentasi dan distilasi dari molase (tetes tebu) atau air tebu yang merupakan produk samping industri gula. Rum hasil distilasi berupa cairan berwarna bening, dan biasanya disimpan untuk mengalami pematangan di dalam tong yang dibuat dari kayu ek atau kayu jenis lainnya.
Rum ada dua macam, Rum Putih biasanya dicampur sebagai pencampur koktail. Rum berwarna cokelat keemasan dipakai untuk memasak, membuat kue. Sebagian besar bakery juga memakai rum untuk membuat beberapa jenis kue / cake dan coklat.
Sake (酒)
Sake (beras difermentasi) adalah istilah umum untuk minuman beralkohol khas Jepang. Sake merupakan minuman hasil fermentasi yang diproduksi dari beras yang sudah disosoh (polished rice), dicuci, direndam air, dikukus, dan didinginkan dengan kandungan alkohol produk akhir sekitar 15 – 16 persen. Aromanya khas, rasanya sedikit asam dan manis. Dikenal sebagai rice wine dan sangat mirip dengan Chinese rice wine yang bernama shaosing chu.
Secara sederhana prosesnya adalah: beras yang sudah dikukus dicampur dengan koji, moto, dan air kemudian difermentasi selama sekitar 3 minggu. Produk akhir proses ini berupa sake dengan kandungan alkohol maksimum mencapai 20 persen. Satu ton beras sosoh dapat menghasilkan sekitar 3000 liter sake.
Koji adalah konsentrat enzim yang diperoleh dari pengembangbiakan jenis kapang Aspergillus oryzae pada beras kukus, sedangkan moto adalah yeast starter.
Sake merupakan minuman pergaulan di Jepang dan juga sering digunakan dalam ritual keagamaan Shinto. Jenis-jenis sake dapat dibedakan berdasarkan bahan baku beras yang digunakan dan ada tidaknya penambahan alkohol dari luar. Junmai-shu yang berarti pure rice wine adalah nama jenis sake yang dibuat dari beras yang minimum disosoh sebanyak 30 persen dan tanpa penambahan alkohol.
Shortening (ショートニング)
Shortening atau biasa dikenal dengan mentega putih adalah bahan pembuat makanan yang terbuat dari lemak hewan. Shortening pada masakan Jepang juga harus diwaspadai kehalalannya, karena ditakutkan lemak hewan yang digunakan itu berasal dari babi. Kita bisa temui shortening itu pada roti, eskrim, biskuit, dan coklat produksi Jepang.
Sake merah/Mirin (みりん)
Mirin adalah sejenis rice wine yang mirip dengan sake. Rasanya lebih manis dengan kandungan alkohol lebih rendah. Ada dua jenis mirin, yaitu hon dan shin mirin.
Mirin umum digunakan sebagai bumbu masak, dimana rasa manis merupakan rasa yang penting dalam masakan Jepang. Selain itu penggunaan mirin menambah cerah penampakan ikan panggang dan menghilangkan bau amis ikan.
Mirin juga digunakan sebagai teman menyantap sushi. Pada pembuatan saus Teriyaki dan saus Tempura, mirin dapat diganti dengan campuran sake dan gula dengan perbandingan 3:1.
Pada gaya masak Kansai, mirin digunakan setelah dipanaskan sebentar untuk menguapkan alkoholnya. Sedangkan pada gaya masak Kanto, mirin digunakan langsung tanpa perlakuan apapun sebelumnya. Pada perayaan tahun baru (O-shogatsu), mirin digunakan sebagai minuman seremonial (otoso).
Margarin (マーガリン)
Margarin ialah mentega buatan. Bisa dibuat dari minyak nabati, atau minyak hewani. Tidak jauh berbeda dengan shortening, kehalalan margarin pun harus dicurigai. Sebab minyak hewani yang digunakan lagi-lagi umumnya dari babi. Margarin biasanya digunakan untuk pembuatan kue pie dan roti.
Wine (ワイン)
Wine atau anggur adalah minuman yang terbuat dari buah anggur. Dikatakan wine haram karena mengandung alkohol berkisar diantara 8% sampai 15%. Pada masakan Jepang dapat ditemui pada coklat dan kue, jadi sudah jelas kalau wine pada masakan Jepang tersebut haram hukumnya untuk dikonsumsi.
Babi (豚(buta) / ゙ポーク)
Babi atau pork adalah bahan makanan jepang yang memang jelas-jelas haram, karena hewan tersebut dalam Islam sangat diharamkan. Dalam makanan Jepang babi/pork dapat ditemui pada makanan seperti ramen, kare, mie, soba,dan beberapa snack.
Bahan-bahan kue Japang juga ada beberapa yang haram, seperti vanila oil yang mengandung alkohol, baking powder yang mengandung asam tartar yang diolah dari olahan sake biasanya ada pada tepung hot cake, tepung tempura. dan bahan yang terakhir adalah yeast/ragi karena megandung nyuukazai.
Nah, itu tadi bunda bahan-bahan makanan haram yang terdapat dalam makanan Jepang. Yuk lebih hati-hati memilih makanan dari Jepang
dari berbagai sumber
Suka Resep Ini? Share Yuk!
apa yang harus dilakukan bila tidak menemukan label halal? |
Jika Bunda pencinta makanan Jepang atau ingin berwisata ke Jepang, mulai sekarang Bunda harus lebih berhati-hati karena ada beberapa bahan makanan yang dicurigai haram.
Agar aman, mudahnya kita memilih yang sudah berlabel halal dari pemerintah Jepang sendiri. Tapi kalau tidak bisa menemukannya waspadai 16 bahan ini
Gelatin (ジェラティン)
Zeri atau gelatin adalah bahan makanan yang harus kita waspadai kehalalannya pada masakan Jepang. Gelatin itu sendiri berasal dari tulang hewan, biasanya hewan yang digunakan adalah babi. Gelatin dapat ditemui pada puding, kue, dan cake.
Alkohol (アルコール)
Alkohol memang sudah jelas haram untuk dikonsumsi, tetapi masih sering saja kita temui pada makanan Jepang. Beberapa makanan Jepang yang masih menggunakan alkohol antara lain yaitu shoyuu, cuka, dan minuman.
Brendi (ブランデー(ブランディ))
Brendi dalam makanan Jepang sudah jelas haram, jadi sebaiknya hindari makanan Jepang yang mengandung brendi. Biasanya brendi dapat ditemui pada biskuit dan kue.
Ekstrak Ayam (鶏肉エキス)
Hati-hati bila menemui bahan ini pada masakan Jepang, karena proses penyembelihan hewan tersebut umumnya tidak sesuai dengan syariah islam. Wajar saja bila ekstrak ayam pun dikhawatirkan haram untuk dikonsumsi orang muslim. Ekstrak ayam bisa kita temui pada biscuit , minuman, dan snack.
Ekstrak Beef (牛肉(ビーフ)エキス)
Tidak berbeda dengan ekstrak ayam, ekstrak beef atau ekstrak sapi ini bisa menjadi haram bila kita mengkonsumsinya. Itu dikarenakan pada proses penyembelihannya dan pemilihan sapi yangtidak sesuai syariat. Pada umumnya ekstrak beef dapat ditemui pada ekstrak keripik kentang dan snack.
Ekstrak Daging (肉エキス)
Ekstrak daging juga patut dihindari pada masakan Jepang. Haramnya ekstrak daging itu dikarenakan daging yang digunakan umumnya adalah babi. Ekstrak daging biasanya dapat kita temukan pada meat ekstrak mie.
Emulisifier (乳化剤)
Emulisifier adalah zat yang digunakan untuk penambahan bahan pada pembuatan roti, kue, keju, dan lainnya pada masakan Jepang. Kehalalan emulisifier pun harus kita waspadai karena biasanya emulisifier yang digunakan untuk makanan Jepang berbahan dasar lemak babi atau hewan halal yang tidak disembelih sesuai syar'i. Selain roti, kue, dan keju, emulisifier juga dapat ditemui pada snack dan susu olahan.
Kaldu (コンソメ)
Kaldu adalah sari dari tulang, daging atau sayuran yang direbus. Pada masakan Jepang kaldu dikatakan haram karena umumnya menggunakan tulang atau daging yang berasal dari hewan babi. Kaldu biasanya digunakan untuk pembuatan berbagai macam snack dan pada sup-sup di Jepang.
Lemak (hewan) (動物油脂)
Lemak pada masakan Jepang pun haram, itu karena lemak hewan yang digunakan umumnya adalah lemak babi. Biasanya dapat kita jumpai pada makanan seperti ice cream, coklat, susu, roti, dan kue.
Rum (ラム)
Rum (rhum) atau western wine adalah minuman beralkohol hasil fermentasi dan distilasi dari molase (tetes tebu) atau air tebu yang merupakan produk samping industri gula. Rum hasil distilasi berupa cairan berwarna bening, dan biasanya disimpan untuk mengalami pematangan di dalam tong yang dibuat dari kayu ek atau kayu jenis lainnya.
Rum ada dua macam, Rum Putih biasanya dicampur sebagai pencampur koktail. Rum berwarna cokelat keemasan dipakai untuk memasak, membuat kue. Sebagian besar bakery juga memakai rum untuk membuat beberapa jenis kue / cake dan coklat.
Sake (酒)
Sake (beras difermentasi) adalah istilah umum untuk minuman beralkohol khas Jepang. Sake merupakan minuman hasil fermentasi yang diproduksi dari beras yang sudah disosoh (polished rice), dicuci, direndam air, dikukus, dan didinginkan dengan kandungan alkohol produk akhir sekitar 15 – 16 persen. Aromanya khas, rasanya sedikit asam dan manis. Dikenal sebagai rice wine dan sangat mirip dengan Chinese rice wine yang bernama shaosing chu.
Secara sederhana prosesnya adalah: beras yang sudah dikukus dicampur dengan koji, moto, dan air kemudian difermentasi selama sekitar 3 minggu. Produk akhir proses ini berupa sake dengan kandungan alkohol maksimum mencapai 20 persen. Satu ton beras sosoh dapat menghasilkan sekitar 3000 liter sake.
Koji adalah konsentrat enzim yang diperoleh dari pengembangbiakan jenis kapang Aspergillus oryzae pada beras kukus, sedangkan moto adalah yeast starter.
Sake merupakan minuman pergaulan di Jepang dan juga sering digunakan dalam ritual keagamaan Shinto. Jenis-jenis sake dapat dibedakan berdasarkan bahan baku beras yang digunakan dan ada tidaknya penambahan alkohol dari luar. Junmai-shu yang berarti pure rice wine adalah nama jenis sake yang dibuat dari beras yang minimum disosoh sebanyak 30 persen dan tanpa penambahan alkohol.
Shortening (ショートニング)
Shortening atau biasa dikenal dengan mentega putih adalah bahan pembuat makanan yang terbuat dari lemak hewan. Shortening pada masakan Jepang juga harus diwaspadai kehalalannya, karena ditakutkan lemak hewan yang digunakan itu berasal dari babi. Kita bisa temui shortening itu pada roti, eskrim, biskuit, dan coklat produksi Jepang.
Sake merah/Mirin (みりん)
Mirin adalah sejenis rice wine yang mirip dengan sake. Rasanya lebih manis dengan kandungan alkohol lebih rendah. Ada dua jenis mirin, yaitu hon dan shin mirin.
Mirin umum digunakan sebagai bumbu masak, dimana rasa manis merupakan rasa yang penting dalam masakan Jepang. Selain itu penggunaan mirin menambah cerah penampakan ikan panggang dan menghilangkan bau amis ikan.
Mirin juga digunakan sebagai teman menyantap sushi. Pada pembuatan saus Teriyaki dan saus Tempura, mirin dapat diganti dengan campuran sake dan gula dengan perbandingan 3:1.
Pada gaya masak Kansai, mirin digunakan setelah dipanaskan sebentar untuk menguapkan alkoholnya. Sedangkan pada gaya masak Kanto, mirin digunakan langsung tanpa perlakuan apapun sebelumnya. Pada perayaan tahun baru (O-shogatsu), mirin digunakan sebagai minuman seremonial (otoso).
Margarin (マーガリン)
Margarin ialah mentega buatan. Bisa dibuat dari minyak nabati, atau minyak hewani. Tidak jauh berbeda dengan shortening, kehalalan margarin pun harus dicurigai. Sebab minyak hewani yang digunakan lagi-lagi umumnya dari babi. Margarin biasanya digunakan untuk pembuatan kue pie dan roti.
Wine (ワイン)
Wine atau anggur adalah minuman yang terbuat dari buah anggur. Dikatakan wine haram karena mengandung alkohol berkisar diantara 8% sampai 15%. Pada masakan Jepang dapat ditemui pada coklat dan kue, jadi sudah jelas kalau wine pada masakan Jepang tersebut haram hukumnya untuk dikonsumsi.
Babi (豚(buta) / ゙ポーク)
Babi atau pork adalah bahan makanan jepang yang memang jelas-jelas haram, karena hewan tersebut dalam Islam sangat diharamkan. Dalam makanan Jepang babi/pork dapat ditemui pada makanan seperti ramen, kare, mie, soba,dan beberapa snack.
Bahan-bahan kue Japang juga ada beberapa yang haram, seperti vanila oil yang mengandung alkohol, baking powder yang mengandung asam tartar yang diolah dari olahan sake biasanya ada pada tepung hot cake, tepung tempura. dan bahan yang terakhir adalah yeast/ragi karena megandung nyuukazai.
Nah, itu tadi bunda bahan-bahan makanan haram yang terdapat dalam makanan Jepang. Yuk lebih hati-hati memilih makanan dari Jepang
dari berbagai sumber
Suka Resep Ini? Share Yuk!